GARUT – BLBNEWSTV.COM | Setelah beberapa bulan lalu terjadi kasus pembunuhan yang di lakukan oleh siswa di salah satu Mts di kecamatan Leuwigoong, sekarang ada lagi kasus bullying yang terjadi di salah satu SMP di kota Garut, tepat nya di SMPN 4 Garut.
Pada hari ini Media Blbnewstv mengunjungi kantor KPAID di Tasik Malaya bersama Ir. Deni Rangga Jaya dewan penasehat blbnewstv dan ma’mol ketua FAGAR Garut guna mencari solusi tentang marak nya bulying di sekolah.
Menurut ketua KPAID yang menyulut kasus-kasus bulying di sekolah itu adalah diawali oleh hal-hal yang kecil/sepele, dan besok ketua beserta tim KPAID akan menyelesaikan kasus ini sampai tuntas. KPAID akan menjadi penengah dalam penyelesaian nya. Semoga kasus nya cepat beres “harap mas ato” ketua KPAID.
Nanti siap hadir pula perwakilan dari Disdik kabupaten Garut beserta orang tua korban dan pelaku. Yang bertempat di SMPN 4 Garut atau SMPN 5 Garut.
Harus ada inovasi untuk solusi
Untuk solusi mendeteksi karakter siswa harus nya pihak sekolah harus mempunyai terobosan yang inovatif. Apalagi sekarang berlaku kurikulum merdeka.
Lalu apa kendala nya? Kalau saya analisa setahu saya ada anggaran yang bisa untuk di pakai dalam pencegahan bulying. Bisa denganĀ Dana Bos Regular, atau bos kinerja atau dengan mandiri asal jelas untuk meningkatkan SDM. tapi dalam kenyataan nya, contohnya Bos kinerja banyak di pakai yang bukan seharus nya. Hanya beberapa sekolah saja yang mengerti tentang bagaimana cara penggunaan bos kinerja. dan sudah melakukan diagnostik non kognitif di sekolah nya jarang terjadi bulying. Karena program itu bisa mendeteksi karakter siswa untuk pencegahan bulying.
Bagi kepala sekolah yang malas, anggaran bos kinerja di pakai bukan untuk sasaran yang tepat tapi di pakai untuk yang lain-lain. Padahal dari dinas pendidikan sudah melakukan sosialisasi untuk penggunaan nya. Kalau sudah terjadi kasus bullying di sekolah semua akan merasakan kerugian yang sangat fatal. nama sekolah, keluarga, dan dinas pendidikan pun akan ikut terbawa-bawa.
blbnewstv biro Garut
Editor: Redaksi