GARUT – Blbnewstv.com | Kang Deni : “langkah preventive apa yang akan di lakukan oleh kemenag Garut, mengenai beberapa fenomena yang terjadi di sekolah madrasah”.
Dalam beberapa tahun ke belakang ada beberapa kasus yang terjadi di sekolah madrasah-madrasah Kabupaten Garut menyangkut soal kasus pembunuhan yang terjadi di salah satu MTs di kecamatan Leuwigoong dan ada pula kasus asusila antar siswa yang tidak terendus, saya sangat menyayangkan terjadi nya beberapa kasus yang terjadi di sekolah madrasah kabupaten Garut.
Terutama yang waktu itu viral salah satu siswa kelas 7 tega menghabisi nyawa teman sekolah madrasah yang teman satu kelas nya, seharus nya untuk sekolah madrasah di kabupaten Garut menjadi sebuah warning karena sekolah madrasah adalah sekolah yang mendalami sebagian besar ilmu keagamaan tapi kenapa malah terjadi hal-hal yang di luar dugaan.
Untuk itu saya mempertanyakan kinerja para kepala madrasah dan guru2 madrasah mengenai langkah-langkah apa saja agar kejadian-kejadian yang kemarin tidak terjadi lagi.
Hati-hati seperti bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak kejadian itu kalo tidak di handle atau di cegah dari awal (sejak dini), mungkin sekarang-sekarang belum terjadi munkin suatu saat nanti akan erjadi hal-hal yang tidak diharapkan Karena Memang harus di akui pengaruh sosmed sangat signifikan jadi seyogyanya para pemangku kebijakan di madrasah-madrasah bahkan kemenag kabupaten Garut harus segera cepat tanggap dalam melindungi anak-anak generasi bangsa untuk menuju Indonesia emas ke depan.
Harus ada bimbingan diagnostik non kognitif dari psikolog (non kognitif)
Baik nya menurut saya harus di berikan bimbingan asesmen diagnostik non kognitif untuk para siswa sekolah madrasah, untuk mendeteksi karakter anak di sekolah madrasah. Karena setidak nya akan terlihat watak karakter anak serta minat bakat anak kemana arah nya. Setidak nya akan di jadikan parameter untuk sekolah madrasah dalam membimbing anak/siswa, dan membantu para guru/ustadz atau ustadzah melihat perkembangan psikologi anak/siswa.
Mungkin di sekolah madrasah bisa terpantau tapi setelah pulang sekolah itu yang sulit terpantau, karena pengaruh lingkungan pengaruh sosmed setidak nya dapat mempengaruhi karakter anak/siswa, tapi kalau di berikan bimbingan asesmen diagnostik non kognitif setidak nya akan terpantau bahkan sampai di lingkungan rumah. Kalau ada faedah nya kenapa harus ragu-ragu dalam melaksanakannya, apakah harus terjadi lagi ke anak/siswa seperti kejadian yang kemarin, “lindungilah anak/siswa karena ketika mereka besar anak yang akan melindungi kita”.
Sumber : Ir. Deni Ranggajaya
blbnewstv biro Garut
Editor: Redaksi