Waketum FAGAR Garut : Relokasi Guru PPPK Akan Menjadi Kado Terindah di Masa Jabatan Bupati Kabupaten Garut.
GARUT – BLBnewstv.com | Relokasi untuk 900an lebih Guru PPPk di kabupaten Garut menjadi harapan yang saat ini masih di tunggu oleh mereka. Karena sampai saat ini mereka masih menunggu dan menunggu relokasi yang di perjuangkan oleh Waketum FAGAR Kabupaten Garut Ma’mol Abdul Faqih untuk pindah mengajar ke sekolah-sekolah terdekat dan dapat di jangkau dari rumah para guru PPPK tersebut. Namun sampai saat ini belum ada hilal yang baik mengenai relokasi ini “ujar cak mol” panggilan akrab Waketum FAGAR Kabupaten Garut. Karena ini sudah sangat urgen dan sangat di nanti2 oleh para Guru PPPK. Untuk mengoptimalkan dalam proses KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah. Juga untuk mempersempit kendala-kendala rekan-rekan di lapangan juga. Juga permasalahan yang sangat kompleks yang dialami oleh rekan-rekan Guru PPPK baik di dalam permasalahan personal atau dalam permasalahan operasional.
Ma’mol sangat berharap agar secepat nya relokasi ini agar segera dilaksanakan karena sudah sangat parah permasalahan yang dialami oleh para Guru PPPK teruatama Guru PPPK wanita “ujar ma’mol” ketika di hubungi via TLP Minggu 5 Nopember 2023 kepada blbnewstv biro Garut. Permasalahan itu akan kami paparkan satu persatu dan semoga tergugah nurani nya para pemangku jabatan wabil khusus pa bupati sudi kiranya memperhatikan nasib rekan-rekan kami yaitu Guru PPPK yang belum di relokasi. Dan semoga akan turun keajaiban kepada rekan-rekan kami permasalahan relokasi ini akan segera terwujud “ujar ma’mol”.
Kenapa relokasi ini segera dilaksanakan? Ini permalasahannya.
Satu persatu Waketum FAGAR menjelaskan kenapa relokasi ini segera dilakukan:…
1. dikarenakan ada beberapa kejadian yang sangat memperihatinkan ketika ada beberapa Guru PPPK yang wanita di tuntut cerai suaminya dengan alasan tidak dapat memenuhi kewajiban di dalam internal rumah tangga nya. Logis nya mau gimana memenuhi kewajiban sebagai istri di dalam rumah tangga nya kalau tugas mengajar nya di daerah yang sangat jauh.. “ucap ma’mol”. Bahkan anak2 nya pun di tinggal untuk panggilan tugas mengajar. ini yang menjadi keresahan rekan-rekan PPPK, “ujar ma’mol”.
2. Permasalahan biaya hidup yang pasti double dapur karena untuk biaya operasional sehari2 dalam menjalankan tugas itu juga lumayan sangat besar. Jadi double biaya yaitu biaya dalam menjalankan tugas yang jauh jarak nya dari rumah juga biaya untuk keluarga yang di tinggalkan dalam menjalankan tugas, gaji perbulan pasti habis, “ujar ma’mol”.
3. Dikarenakan mayoritas Guru PPPK ini adalah perempuan dan mereka harus nge kost di daerah mereka tugas. Yg belum tentu untuk kenyamanan dalam menjalani nya. Sudah pasti tidak ada kenyamanan, karena di daerah terpencil jauh dari jangkauan kendaraan umum. “ujar ma’mol”.
Kalau ternyata dalam waktu dekat ini tidak diadakan relokasi yang pada bulan Januari ini memasuki semester ke 2, maka saya akan upayakan dengan berkomunikasi dengan DPRD Kabupaten Garut, Disdik Kabupaten Garut dan pemerintah Kabupaten Garut, dikarenakan kondisional nya sudah sangat memperihatinkan, “ujar ma’mol”. Harapan saya relokasi ini agar segera di wujudkan karena akan menjadi solusi atas kegelisahan dan kegundah gulanaan rekan-rekan PPPK. segala permasalahan pasti ada hikmah nya dan semua masalah pasti ada jalan keluar nya,”. relokasi Guru PPPK ini akan menjadi Kado Terindah di akhir masa jabatan pak Bupati Garut, “pungkas ma’mol singkat”.
Sumber: blbnewstv biro Garut
Barokalloh…mudah2han secepatnya terwujud,Aamiin…
Karena saya yg kebetulan ditugaskan jauh bingung😭ngambil kost harus terpisah dgn keluarga,ngambil pulang pergi nyawa jadi taruhan karena harus berperang dgn waktu selama di perjalanan jauh menuju sekolah😭
Semoga segera terealisasi. Siapapun pejabatnya Insya Allah berkah dunia akhirat. Aamiin..
Hatur nuhun perjuangan na kami doakan semoga segala yg d usaha kn lancar tanpa hambatan bupati segera mengAcc relokasi dan yg memperjuangkn d sehatkn d permudah segala urusan nya mendapatkan bls an dr Allah SWT
Aamiin ya allah ya robbal’alamiin.semoga terealisasi di tahun ini, saya yang berasal dari garut selatan,saat menjadi honorer saya mengajar di SDN 1 SUKAMUKTI CISOMPET, ketika lolos PPPK ditugaskan di kec kadungora. saya juga sudah berkeluarga, memiliki 4 anak . Si bungsu yang baru 3 tahun harus saya tinggalkan karena jika di bawa tidak memungkinkan, hampir setiap hari sabtu bada dzuhur saya pulang ke Cisompet menggunakan motor, berangkat lagi minggu bada dzuhur. Dilema memang. Tetapi saya tetap harus menjalankan kewajiban sebagai pendidik.
Besar sekali harapan saya untuk pindah tugas di cisompet lagi.
Terimakasih saya ucapkan untuk seluruh pengurus, kalian sellu berjuang untuk kami . Allah yang akan membalas semua kebaikan kalian❤️
Bismillah,,semoga cepat realisasi dan para petinggi dapat membuka mata,hati dan pikirannya.apalagi kami sebagai perempuan,harus meninggalkan anak,suami,orangtua.mohon kiranya bapak&ibu mempunyai
rasa empaty&simpaty pada kelangsungan hidup kami.🙏🙏🥲rasanya sudah sangat berat kami jalani.bukan kami tak mensyukuri atas apa yang diberi tapi kamipun ada kewajiban2 lainnya yang harus dipenuhi.tapi jika jauh antara tempat tinggal&tugas mau maksimal bagaimana.tapi jika tempat dekat,insyallah dapat menyeimbangkan serta menyesuaikannya dengan baik.terimakasih
Aamiin ya allah ya robbal’alamiin, semoga Allah mengabulkan harapan untuk relokasi tugas ke tempat dekat dengan rumah.
Alhamdulillah….semoga saja relokasi segera terwujud karena permasalahan tersebut benar adanya.Meskipun demikian saya selaku pendidik yang ditempatkan sangat jauh dari rumah sekitar 95 KM dan saya ngekost berusaha untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab.Bismillah….semoga Allah selalu memberi perlindungan dan keikhlasan pada suami yg ditinggalkan, juga Rumah tangga kami adem ayem.Aamiin…
Mudah-mudahan secepatnya terealisas pa, saya ibu rumah tangga punya anak kecil ditinggalin terus malah sakit sakitan kasihan lumayan membuat kerja jadi kurang fokus, padahal anak butuh kasih sayang ibu, mau berangkat ke tempat kerja harus nunggu lengah dulu baru bisa berangkat, tidak mengukur waktu pagi siang/sore yang penting anak anteng dulu, pas inget ibu sudah tidak ada nangis keras, beban kerja per Minggu full, ketemu anak hanya hari libur saja, itupun dikejar waktu, perjalanan ke tempat kerja 4-5 jam, tidak bisa pulang pergi harus ngontrak. Mohon kebijaksanaannya para pemangku kebijakan, kembalikan kami ke daerah masing-masing🙏